Senin, 01 Agustus 2011

Sulit nggak sih mengajak anak berpuasa ?


"Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat datamg dalam penerbangan 1432H. Tidak lama lagi kita akan menempuh penerbangan dengan waktu 30 hari, mohon tegakkan kursi iman dan taqwa, pasang sabuk pengaman dzikir , tahajud dan sodaqoh jariyah. Pilot kita Al Islam, co- pilot Al Qur'an dan Al Hadits, ditemani pramugari Rohmah dan Maghfiroh menuju Jannah. Kami berharap dapat menerbangkan kita menuju jannaunnaim. Allahu Akbar..... Taqoballahu minna wa minkum... mohon ma'af lahir batin"

Itulah bunyi sms dari "Bos" yang membangunkan aku dari belaian mimpi indah. Hari ini makan sahur pertama keluargaku. Diawali dengan anak keduaku yang segera ambil air wudhu, suamiku dan si bontot yang baru duduk di kelas tiga MI ( anak pertama ada di Jember, Jatim sedang nyantri di Al Jauhar dan kuliah di  F MIPA UNEJ).

Baru mau makan sahur si bontot sudah usul menu buka puasa :" Bunda, jangan lupa es blewah tuk buka puasa nanti." Tidak cukup permintaan masih ditambah ancaman : "Kalau gak ada es blewahnya, adik gak jadi puasa." Aduh ini puasa koq seperti ajang menindas orang tua ya ... tidak apa kalau ancaman itu keluar dari anak sekecil Abid. Sudah mau diajari puasa sudah sangat bersyukur. Toh sudah cukup banyak yang ia perbuat untuk membahagiakan kedua orang tuanya menjelang ramadhan ini, diantaranya berhasil mengkhatamkan Al Qur'an 30 juz dan lulus dari TPQ. Sebagai orang tua, tiada hal yang paling membahagiakan selain mempunyai anak yang soleh solehah, berprestasi dan mau berhidmah dari hasil kemajuan ilmu yang dicapainya. Amin...

Banyak orang tua mengeluh sulit mengajak mereka berpuasa sejak dini, termasuk aku. Tapi masa itu telah berlalu seiring dengan berjalannya waktu dan setelah dikaruniai anak ke tiga. Belajar dari pengalaman, anak ternyata lupa rasa laparnya kalau kita ajak beraktivitas sesuai kesenangannya, misalnya membacakan buku cerita, berkreasi dengan mainannya dan berkumpul dengan teman-temannya di Surau atau Musholla.Kebetulan di kampungku tradisi berkumpul di surau untuk melakukan kegiatan- kegiatan ramadhan masih berjalan, dimulai setelah sahur, jamaah sholat subuh , mengaji dan dilanjutkan dengan aktifitas bermain sebelum pergi sekolah. Pulang sekolah, pada siang harinya (setelah berbuka siang) berkumpul kembali di musholla untuk kegiatan seperti di pagi hari sampai menjelang ashar, begitu seterusnya hingga tak terasa tiba masa lebaran.

Awalnya memang tak mudah menahan lapar dan haus sepanjang hari, tapi percayalah dengan kesabaran dan ketelatenan anak bisa belajar puasa. Jangan lupa tetap berdo'a untuk mohon pertolongan Allah agar dimudahkan membimbing putra putri kita beribadah terutama melaksanakan ibadah puasa. Sebisa mungkin jauhkan anak- anak dari tayangan televisi yang kurang mendidik, karena apapun yang ditampilkan di televisi hampir pasti ditiru dan dibuat wirid anak bahkan masyarakat.

Televisi dengan gemilang telah mampu merubah yang tabu menjadi nilai-nilai baru yang pantas. Ramadhan seolah bulan hiburan dan banjir hadiah. Yang lebih mengenaskan ketika agama masuk menjadi bagian materi lawakan yang semata-mata ingin ditertawakan oleh pemirsa hingga lupa esensi nilai-nilai moral atau nilai-nilai agama.
Tak hanya berdo'a, kitapun harus memaksimalkan ikhtiar dengan memperbanyak ilmu mengenai makna berpuasa dan menemukan cara tepat dan efektif untuk menjelaskannya pada anak. Tak ada salahnya belajar dari pengalaman tetangga atau teman-teman lain yang lebih dulu sukses mengajak putera-puterinya puasa. Sesekali memanjakan anak dengan hal-hal/ makanan kesukaannya bukan suatu kesalahan sebagai reward dari hasil usahanya berpuasa, toh akhirnya pahalanya berpulang pada kita.

Suatu anugrah yang sangat indah apabila hidup dan kehidupan yang harmonis: Suami yang bertanggung jawab sebagai imam keluarga, putera puteri yng tampan/ cantik serta sholeh/ sholehah, kesehatan jasmani dan rohani dan materi yang cukup sebagai pendukung ibadah dapat kita raih. Dan itu sesuatu yang tidak mustahil, insya Allah dengan ikhtiar maksimal dan mensyukuri apa yang ada (telah diberikanAllah) sebagi anugerah luar biasa.

Di Kompasiana enam jam yang lalu Bung Dany Indrianto dalam statusnya menulis:
Hidup adalah anugerah terindah untuk kita. Hidup ini merupakan anugerah dari yang memberi hidup. Janganlah hidup ini selalu disalahkan karena persoalan kehidupan. Mungkin rasa syukur kita yang kurang atas anugerah terindah dari Yang Memberi Hidup. Hidup ini sangat ajaib.Marilah kita bersama2 munajad ke Tuhan dan mengucapkan terimakasih dan mengungkapkan rasa syukur kita atas anugerah terindah ini. Kealpaan kita selama ini, kita menganggap hidup merupakan sesuatu yang ada begitu saja. Kita pun lupa perjanjian kita dengan Yang Memberi Hidup. Kealpaan inilah yang membuat hidup kita tidak tenang.
Ada sesuatu yang dicari, tapi nggak tau apakah itu. Ada rasa yang kurang, setelah semua kebutuhan material terpenuhi. Inilah awal kesadaran kita, ketika kita menjalankan perjalanan ini belum bersandarkan pada yang abadi maka kita akan tetap tidak tenang dan gelisah. Kita tidak pernah menyekolahkan hidup kita. Seandainya pun akan disekolahkan kita pun menjadi bingung, dimana? Hanya kerinduan kita akan Tuhan yang substansial, Tuhan Yang Memberi Hidup kita yang akan membimbing kita kearah cahaya yang lebih terang. Mencari cahaya hanya dapat dilakukan dengan memancarkan cahaya. Kegelapan akan sirna dihadapan cahaya.

Taqobballahu minna waminkum......mohon maaf lahir batin, selamat menjalankan ibadah puasa 1432 H. Semoga kita mendapat berkah dan ampunan di bulan suci ini, amiin.

7 komentar:

  1. Marhaban ya ramadan
    semoga kita termasuk orang yang berbahagia dengan datangnya bulan ramadlan dan diberi kesempatan untuk meraup keridloaan Allah

    BalasHapus
  2. kalo anaknya seperti aku kayaknya susah buat belajar puasa..
    soalnya aku doyan makan...
    hehehe........

    BalasHapus
  3. Trims kunjungannya ya ANX
    Masak berhenti sejenak ga tahan sih.....

    BalasHapus
  4. abisnya lapar sih..??
    hahaha...

    BalasHapus
  5. kalo berkenan, ditungggu ya kunjungan baliknya. Makasih.

    BalasHapus
  6. @Benny, makasih kunjungannya.
    ok. segera ke sana :)

    BalasHapus