Rabu, 16 November 2011

Sama Seperti Pendidik, Penulis pun Harus Kompeten

Kajian tentang kepenulisan: Teknis menulis yang baik, trik mencapai HL dan lain-lain tidak pernah berhenti digali. Bahkan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan masalah kepenulisan juga tak pernah sepi peminat. Ini menunjukkan betapa besar animo masyarakat untuk bisa menulis yang baik tak terkecuali saya.
Berkali-kali mencermati,menyimak dan menelaah beberapa tulisan yang berhasil HL, akhirnya bisa saya ambil kesimpulan bahwa “menulis memang sulit.”
Beberapa kompasianer ada yang baru baru menulis 2-3 postingan saja sudah mencapai orgasme (pinjam istilahnya pak Kate), karena tulisan-tulisannya memang bernyawa (punya ruh).
Menulis tidak sekedar menjajar kata menjadi sebuah kalimat tanpa makna. Terbaca bukan berarti bisa dipahami, menarik menurut kita belum tentu diminati oleh pembaca dan penting buat kita belum tentu bermanfaat bagi yang lain.
Kesimpulan saya, penulis tak ubahnya seorang pendidik. Kalau ingin terekomendasi, teraktual, mencapai HL dan istilah-istilah”ter”di kompasiana ini harus punya kompetensi, yaitu kemampuan menciptakan peranan baru bagi seseorang dalam menghadapi kondisi sosial yang berubah Richard (1980).
Ada tipe-tipe kompetensi sebaagai berikut:
  • Motif sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berpikir secara konsisten atau keinginan untuk melakukan aksi. Motif bekerja secara instriksik keinginan seseorang untuk mulai dengan sendirinya (self-starting) membuat kita mampu memperkirakan apa yang dikerjakan seseorang dalam jangka panjang tanpa pengawasan yang ketat.
  • Bawaan. Karaqkteristik fisik yang merespon secara konsisten berbagai situasi atau informasi. Kompetensi bawaan yang dapat mengontrol emosi diri dan menumbuhkan inisiatif.
  • Konsep diri. Tingkah laku, nilai atau image seseorang. Penulis yang percaya diri akan efektif bekerja pada berbagai situasi.
  • Pengetahuan, Informasi khusus yang dimiliki seseorang.
  • Keterampilan. Kemampuan untuk melakukan tugas secara fisik atau mental.

Ketrerampilan dan pengetahuan cenderung lebih tampak permukaan ciri-ciri seseorang, sedang konsep diri, bawaan, dan motif lebih tersembunyi, lebih mendalam dan mendalam serta merupakan pusat dari kepribadian. Terus hubungannya dengan kepenulisan apa? Dipikir sendiri, ha…ha…

9 komentar:

  1. Hallo...permisi mampir nih..

    meenyimak dulu ah,komennya belakangan hehe..

    Kugoreskan sebagai tanda jejakku di blog sahabat,selamat Pagi...

    salam
    AWD Aang Wierodjampang.

    BalasHapus
  2. Makasih ya Ang, ga nyangka sampai juga kau di rumahku ini

    BalasHapus
  3. setuju banget..... icha...
    penulis itu juga guru
    pembaca harus memilih penulis
    dan penulis harus berusaha menarik simpati pembaca

    BalasHapus
  4. Makasih kunjungannya

    Tidak sekedar kiat menarik pembaca, tapi tulisan juga harus punya nilai manfaat.

    Salam

    BalasHapus
  5. nasehat yg sangat membantu bu.. saya harus banyak belajar...

    BalasHapus
  6. masichang nugroho, makasih ya kunjungannya
    salam

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Secara sederhana saja kalau saya dalam menulis..

    "semoga bermanfaat bagi pembaca terutama bagi kita"

    hukum pasar berlaku,jika sesuatu dinilai akan bermanfaat bagi dirinya pasti mereka tertarik untuk menggunakannya/tulisan pastu tertarik membacanya,bahkan membeli sekalipun,karena /pihak lain/pembaca menilai akan ada manfaat dibalik bacaan /produknya.

    minimal bermanfaat bagi diri sendiri.
    salam

    BalasHapus